INSUREKSI ADALAH PUISI!
Puisi saja takkan cukup, anarkisme juga takkan cukup. Kita perlu keduanya, serangan-serangan indah, bahasa-bahasa yang tak dimengerti: berada di luar logika kekuasaan. Kita perlu banyak penyair yang siap melempar batu dan peledak. Kita juga perlu anarkis-anarkis yang memiliki puisi di dalam dirinya! Ketidaklogisan puisi, senjata yang masuk akal untuk menghancurkan dominasi!
Hidup kita penuh akan penderitaan, maka jalan satu-satunya adalah pemberontakan yang takkan pernah usai. Sampai semua bebas, sampai negara dan seisinya luluhlantak rata dengan tanah. Pertarungan kita tidak berhenti di sini, tidak berhenti di setiap puisi yang kita tulis. Pertarungan kita melampaui setiap tanggal, melampaui masyarakat, melampaui negara dan kapitalisme. Pertarungan kita berpencar ke segala Arah!
Puisi-puisi kita tidak berhenti di setiap lembaran kertas, di beranda sosial media, di setiap komunitas sastra serta di museum kesenian yang dijaga satpam-satpam kesenian yang tua, banyak omong dan menjengkelkan. Puisi-puisi kita jelek, kurus, onar dan tak bisa diatur. Keindahan-keindahan puisi kita adalah teror: molotov, bom rakitan, petasan dan batu yang
menyerang titik-titik vital negara dan kapitalisme. Puisi-puisi kita adalah api, menjalar serentak membakar matahari!
PUISI ADALAH INSUREKSI!
INSURRECTION IS POETRY!
Poetry alone is not enough, anarchism is not enough either. We need both, beautiful attacks, languages that are not understood: beyond the logic of power. We need many poets who are ready to throw stones and explosives. We also need anarchists who have poetry in them! The illogicality of poetry, a reasonable weapon to destroy domination!
Our lives are full of suffering, so the only way is a rebellion that will never end.
Until all are free, until the country and everything in it is destroyed to the ground. Our fight does not stop here, it does not stop in every poem we write. Our fight goes beyond every date, beyond society, beyond the state and capitalism. Our fight spreads in all directions!
Our poems do not stop on every sheet of paper, on social media homepages, in every literary community and in art museums guarded by old, talkative and annoying art guards. Our poems are ugly, thin, troublemaking and unruly. The beauties of our poems are terror: molotov cocktails, homemade bombs, firecrackers and stones that attack vital points of the state and capitalism. Our poems are fire, spreading and burning the sun!
POETRY IS INSURRECTION!
–
SIALNYA, ORANG TUAKU POLISI
Oleh G Kribo, anak dari penjual motor antik dan buruh setrika, bukan anak polisi
Papa Mama bolehkah aku durhaka
Saban hari serupa neraka
Aku anggap malapetaka
Aku percaya hidup ini
hanya menjalankan takdir
Tapi aku percaya ditakdirkan untuk melawan tirani
Karena negara tak pernah beri hidup kita sebuah arti
Kita hanya mencari diksi dan berjuang lalu mati
Tapi kobaran api tak pernah berhenti
Tuhan, jika kau ada, kaulah yang pertama kubunuh
Terlahir dari rahim mesin pembunuh
Aku muak diasuh oleh penyembah peluru
UNFORTUNATELY, MY PARENTS ARE POLICE
By G Kribo, son of an antique motorbike seller and an ironing worker, not the son of a policeman
Papa Mama, can I be disobedient
Every day is like hell
I consider it a disaster
I believe this life is
only carrying out destiny
But I believe I am destined to fight tyranny
Because the state never gives our lives a meaning
We only seek diction and fight then die
But the flames never stop
God, if you exist, you are the first I will kill
Born from the womb of a killing machine
I am sick of being raised by a bullet worshiper
–
BERINGAS
Oleh R A
Ruai takdir begitu jalang
sama muka kita terpendam dengan pelik
nyata terang habis dibakar—dilupakan
apa yang kau ambil dari semua siasat busuk itu?
Jiwa dan hati manusia dihapuskan
dengan nyata kulihat tipu daya ini benar adanya
rentang waktu bergulir menuju akhir
semakin jelas kudengar tawa lepasmu sialan!
Tiap-tiap makna dilucuti
memperkosa ruang pikir
agar semua orang berkata
ini benar dan aku adalah aku!
Rayakanlah kemenanganmu
ambil dan kulai tiap makna yang kau berangus
tapi nyalaku akan selalu menerjang
membakar tiap mimpi buruk yang kau wujudkan
VIOLENT
By R A
Ruai fate is so bitchy
with our faces buried with complicated
clearly clear burned out—forgotten
what did you take from all those rotten tricks?
The soul and heart of man are erased
I clearly see this trickery is true
the span of time rolls towards the end
I hear your damn free laughter more clearly!
Every meaning is stripped away
raping the space of thought
so that everyone says
this is true and I am me!
Celebrate your victory
take and conquer every meaning that you have destroyed
but my flame will always strike
burn every nightmare that you have made come true
–
BOTOL
Oleh A N
Hari ke hari
Pekan ke pekan
Kondisi negara
Makin gak karuan.
Pelan-pelan
Kita harus
Nyiapin bekal
Buat ngehantam
Aparat sialan.
“Puter dulu botolnya
kawan”
Orang kecil
Kayak kita
Juga bisa
Kalo cuman
Ngebakar gedung
Tempat ngumpulnya
Aparat bajingan.
“Tuang bensinnya kawan”
Jangan kebelah
Apalagi ngebuka
Celah.
Paling penting
Jaga kanan-kiri
Biar gak gampang
Diprovokasi.
Karena
Musuh kita
Sebenernya cuman
Satu.
Yaitu, negara
Beserta
Kroni-kroninya.
“Nyalakan dan lempar kawan”
BOTTLE
By A N
Day by day
Week by week
The condition of the country
Is getting worse.
Slowly
We have to
Prepare supplies
To hit
The damn authorities.
“Spin the bottle first comrade”
Little people
Like us
Can also
If it’s just
Burning down buildings
Where the bastard authorities gather.
“Pour the gasoline, friend”
Don’t split
Let alone open
Gaps.
Most importantly
Guard the right and left
So that you won’t be easily
Provoked.
Because
Our enemy
Is actually only
One.
Namely, the state
Along with
its cronies.
“Light it up and throw it, friend”
Taken from a pair of zines published in Indonesia in 2025. Machine translated, you can download both zines here: ananarchistcalledmutt.noblogs.org/post/2025/04/07/kompilasi-puizine
you can follow the publishers work at instagram.com/sengisengzine & linktr.ee/talaspress